PERUBAHAN
TINGKAH LAKU MAKAN PADA PEDET SAPI PFH (PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN) SEBAGAI PENENTU WAKTU PENYAPIHAN PEDET
![]() |
USULAN
PENELITIAN
![]() |
Oleh:
AULIA FATMAWATI
PROGRAM STUDI S1
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2016

LATAR BELAKANG
Pemeliharaan sapi perah
perlu dikembangkan karena memiliki potensi yang cukup besar untuk mengurangi
impor susu maupun impor sapi perah yang selama ini masih dilakukan. Sukses atau
tidak pemeliharaan sapi perah bergantung mulai dari manajemen pemeliharaan fase
pedet karena pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat cepat. Kesalahan
yang dilakukan dalam pemeliharaan fase pedet dapat menyebabkan tidak maksimalnya
pertumbuhan atau bahkan menyebabkan
kematian.
Kebutuhan nutrisi yang
diperluhkan oleh pedet agar dapat tumbuh dengan baik dipenuhi dari air susu induknya.
Nutrisi yang diperluhkan oleh pedet semakin lama akan semakin meningkat
sehingga air susu yang dihasilkan induk tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya,
maka dari itu diperlukan pakan tambahan yang harus disesuaikan dengan kondisi
saluran pencernaan pedet. Saluran pencernaan pedet pada awal kelahiran mirip
dengan hewan non ruminansia karena empat bagian perutnya terutama rumen belum
berkembang dengan baik (Rahayu, 2010).
Perkembangan
saluran pencernaan pedet dari yang
tergolong non ruminansia ke ruminansia dapat dilihat melalui perubahan tingkah
laku makan. Tingkah laku makan pada pedet akan berubah seiring dengan
bertambahnya umur pedet, terkait dengan perkembangan organ pencernaan terutama
rumen yang akan menyebabkan pedet mulai melakukan ruminasi. Pedet yang mulai
melakukan ruminasi menandakan bahwa saluran pencernaan rumen yang dimiliki
pedet sudah mulai berkembang.
Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sudah terjadi perkembangan organ
saluran pencerrnaan pedet atau belum dengan melihat tingkah laku makan pedet
sehingga dapat dijadikan dasar waktu penyapihan yang ideal.
MATERI
DAN METODE
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan
tingkah laku makan pedet agar dapat dijadikan dasar pemberian pakan serta waktu
penyapihan yang ideal. Penelitian ini dilakukan di kandang Laboratorium
Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Perttanian,
Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah pedet PFH sebanyak 4 ekor, berumur 3, 4, 5 dan 6 minggu dengan
bobot badan rata-rata 37 kg. Pedet yang digunakan dalam penelitia ini
dipelihara terpisah dengan induknya sejak lahir. Bahan pakan tambahan yang
diberikan selain susu adalah konsentrat dan hijauan rumput raja.
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah timbangan pakan untuk menghitung jumlah pakan yang
diberikan serta sisa pakan,.
Prosedur penelitian
Penelitian dilakukan dengan 4 tahap
yaitu persiapan, adaptasi pakan, pengamatan dan analisis data. Kegiatan yang
dilakukan pada saat persiapan adalah melakukan simulasi, mempersiapkan kandang
individu untuk ternak dan sanitasi kandang. Adaptasi lingkungan dan pakan
dilakukan dengan menempatkan pedet ke dalam kandang yang telah disediakan,
pedet setiap hari diberikan susu dengan takaran yang sama. Pakan tambahan
hijauan dan konsentrat diberikan juga dengan takaran yang sama untuk memenuhi
kebutuhan pedet yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan susu.
Pengambilan
data dilakukan 2x24 jam setiap minggu selama 10 minggu. Data yang di ambil
merupakan tingkah laku pedet diantaranya minum, makan, ruminasi, berdiri,
berbaring, urinasi dan defikasi. Konsumsi pakan hijauan dan konsentrat ditimbang
sebelum diberikan dan apabila terdapat sisa.
Parameter
pada penelitian ini antara lain tingkah laku makan pedet yang berubah seiring
dengan bertambahnya umur pedet. Data dianalisis secara deskriptif.